Tips mendapatkan penghasilan di era digital

Ngasilin uang dari kegiatan digital memang menyenangkan, tidak seperti kerja formal. Kita punya banyak waktu untuk melakukan pekerjaan sesuka hati, fleksibilitas nya sangat tinggi, dan juga penghasilan yang di dapatkan tidak terbatas. Siapapun bisa berbisnis di era digital sekarang, tanpa pandang bulu.
Digitalisasi mempermudah kita untuk membangun sebuah usaha di mulai dari NOL. Caranya memang sangat simpel, di mulai dengan membangun sebuah akun sosmed, membuat konten, membangun personal branding, dan kemudian baru bisa memonetisasi nya. Cara ini merupakan teknik termudah dari membuka usaha di era digitalisasi.
Konten adalah salah satu cara untuk membangun pasar di tempat kita sendiri, banyak orang udah bikin personal branding mereka sendiri. Personal branding itu nggak harus tentang diri kita sendiri, akan tetapi sebuah nama/akun media sosial atau brand yang dapat di kenal orang lain, dan mempunyai karakteristik masing-masing tergantung jenis konten mereka.
Setelah itu baru kita bisa memonetisasinya, ada banyak cara memonetisasi media sosial. Bisa dengan cara berjualan produk digital, produk digital merupakan bahan yang mudah di dapatkan, mudah di produksi, dan ongkos produksinya lebih rendah daripada ongkros produksi produk fisik.
Produk digital bisa berupa dalam bentuk file, pesan multi media, buku/ebook, program aplikasi, atau software yang berlangganan. Kita juga bisa jualan kelas online, tentunya kalau kita punya kemampuan dalam bidang tertentu. Dengan digitalisasi apapun bisa di lakukan untuk mendapatkan penghasilan.
Semuanya berjalan secara bertahap, ya kita mulai dari NOL dan tidak membutuhkan modal besar. Banyak orang sekarang punya penghasilan di atas UMR karena mereka berhasil mengembangkan personal branding mereka sendiri.
Ketika branding sudah jauh lebih di kenal, ada banyak benefit yang bisa di dapatkan, kita bisa bikin akun lintas platform. Kalau orang udah kenal, suka sama konten nya sudah pasti akan di folllow. Kata mar zukerberg, barang siapa yang berhasil membuat suatu perkumpulan dalam sebuah media maka mereka bisa memanfaatkanya sebagai pasar mereka.
Bisa di pakai untuk mempromosikan produk sendiri, bisa juga dengan memanfaatkan fitur monetisasi yang memang sudah di sediakan oleh platform digital itu sendiri. Menurutku, hampir semua platform media sosial menawarkann fitur bagi hasil dari penyangan iklan kepada kreator konten.
Telegram membagikan 70% penghasilan iklan mereka, selain itu kamu bisa mendapatkan saweran secara langsung atau ikut program affiliasi yang di tawarkan oleh pihak ketiga. Facebook, terdaapat fitur monetisasi yang lengkap, yakni penghasilan dari bintang, penghasilan dari bintang, hingga fitur berlangganan.
Memang sih nggak semua orang bisa jadi konten kreator, karena untuk membuat konten minimal kita harus mempunyai suatu keunggulan/skill ataupun sesuatu yang menjual. Tapi, jangan khawatir, sosmed sekarang sudah terbuka luas. Bahakn anak tiktok bisa mendapatkan ide konten setiap hari hanya dengan melihat aktifitas dunia maya.
Tren tiktok yang bikin platform ini cepat berkembang adalah video singkat, apapun topiknya, atau hanya menjawab komentar dari penggemar bisa di bikin video konten. Terkadang orang membawa kasus mereka sendiri ke dalam konten dengan tujuan untuk meningkatkan popularitas, semakin populer semakin banyak penghasialn mereka.
Bisa menerima endorsement, di undang ke podcast, jangan salah di undang ke podcast itu di bayar loh. Atau bisa juga di undang ke televisi, apalagi sekarang selera orang indonesia itu tidak seperti negara china yang di mana lebih suka santai, dengan budaya edukatif yang tinggi. Selera indonesia apa yang viral itu yang di sukai, jadi kita lebih fleksibel dalam membuat konten.
Konten di indonesia jauh lebih di terima asalkan tidak mengandung hal-hal yang di larang, mau itu kontroversi atau nggak karena di indonesia kita mendapatkan kebebasan untuk ber-expresi asalkan tidak menyingung orang lain. Sebagai hasilnya, kita bisa di kenal secara luas dan membangun sebuah pasar sendiri.
Contoh nih RizalMuz dulunya bukan siapa-siapa, sekarang cuma modal upload konten tanggapan dan haha hihi depan layar bisa mendapatkan ribuan dolar per bulan. Di perkirakan penghasilan rizalmux mencapai 20-50 juta per bulan dari beragai platform sosial media yang ia gunakan, facebook, instagram, tiktok, Youtube, itu belum dari bisnis nya yang lain.
Orang biasanya kalau udah punya penghasilan yang stabil itu pasti investasi, entah itu bangun kos-kosan, bangun rumah makan, atau membeli merchnadise orang lain. Dan kekayaan mereka bisa bertambah seiring waktu, makin hari mereka bisa semakin kaya. Tak terhindar dari yang namanya inflasi, deflasi, ya penghasilan mereka rutin kok.
Konten kreator hanya salah satu cara yang bisa aku sebutkan, sebab di rangkum dari beberapa sumber, dari sebuah bisnis bagian terpenting adalah marketing. Produksi sekarang nomor 2, apapun produknya kalau kita jago marketing, dan punya nama brand yang di kenal luas ( folllower kita banyak ) pasti bisa laku.
Dokter Richard Lee, itu gak bisa bikin skincare. Tapi karena dia punya nama, jago publik speaking, dia bikin lah skincare beli di perusahan produksi lalu di di beri label dan di kemas dengan image yang di tanamnya. Skincare tersebut laris di pasaran, apapun produknya bisa terjual. Bayangin, kalau seandainya DR Richard cuma jualan di pasar seperti biasa, atau jualan online biasa.
Pasti butuh waktu bertahun-tahun buat menjual ratusan stok produk, apalagi harya yang di tawarkan 80% lebih tinggi dari ongkos produksinya. Intinya dengan menjadi konten kreator, dan pandai public speaking kita bisa menurunkan harga belanja iklan, dan juga membangun pasar kita sendiri. Jangan sampai ketinggalan, jaman sudah berubah sekarang inernet sudah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Kita belanja online, kita berkomunikasi online, kita bekerja online, kita baca berita online, non tv online, semua katifitas di dunia nyata dapat di lakukan di ruang digital. Rata-rata anak modern ( Gen Z ) menghabiskan 4-5 jam sehari waktu mereka, hanya untuk membuka sosmed.
Tentunya ini adalah peluang donk, ada kebutuhan di situ. Bisnis di mulai dari sesuatu yang kecil, bukan di mulai dari hal yang besar. Untuk mencapai tingkat transaksional ( roda ekonomi ) maka harus ada supply dan deman, supply adalah produsen deman adalah orang-orang di sosmed yang punya kebutuhan khusus.
Mereka butuh makan, mereka butuh kuota, mereka butuh aplikasi premium, dan sebagainya, mereka butuh edukasi dan belajar. Kita bisa saja menyediakan setiap kebuhan ini, baik di produksi sendiri maupun menjual ulang produk orang lain yang sudah ada. Kuncinya, selalu mainkan personal branding.