China luncurkan internet 10G Di dunia bareng Huawei

China resmi mengaktifkan jaringan broadband 10G pertama di dunia pada April 2025 di wilayah Xiong’an, sebagai hasil kolaborasi antara Huawei dan China Unicom. Teknologi inti yang digunakan adalah 50G-PON (Passive Optical Network), yang secara signifikan meningkatkan kapasitas transmisi dibanding generasi sebelumnya seperti GPON (2.5G), 10G-PON, dan 25G-PON.
Pada implementasinya, jaringan ini mampu menghasilkan kecepatan unduh hingga 9.834 Mbps dan unggah 1.008 Mbps, dengan latensi serendah 3 ms. Angka ini menunjukkan peningkatan besar dalam throughput dan efisiensi dibanding jaringan komersial saat ini, yang rata-rata berada pada rentang 300–1000 Mbps di negara-negara dengan infrastruktur tinggi. Selain itu, latensi rendah membuat jaringan ini cocok untuk aplikasi real-time seperti VR, AR, cloud gaming, dan telemedicine.
50G-PON menggunakan arsitektur point-to-multipoint berbasis optik pasif yang sama dengan teknologi sebelumnya, namun dengan modulasi tingkat lanjut seperti PAM-4 (Pulse Amplitude Modulation) yang memungkinkan transmisi data lebih besar tanpa perlu mengganti keseluruhan infrastruktur fisik fiber. Upgrade ini bersifat backward-compatible, sehingga penyedia layanan dapat meningkatkan kapasitas tanpa investasi ulang besar pada jaringan distribusi optik (ODN) yang ada.
Dengan bandwidth yang besar dan delay yang sangat kecil, jaringan ini secara teknis ideal untuk menyokong edge computing, autonomous systems, smart agriculture, hingga digital twin di sektor industri. Misalnya, pengolahan data dari ribuan sensor di pertanian presisi atau pabrik pintar akan berjalan jauh lebih efisien jika koneksi antar node memiliki latensi di bawah 5 ms.
Untuk sektor konsumen, kemampuan ini memungkinkan konten 8K streaming tanpa buffering, upload cloud data besar secara instan, dan konferensi video berkualitas tinggi tanpa delay. Jika dibandingkan, satu film 4K ukuran 20GB yang biasanya memerlukan 8–10 menit pada koneksi 300 Mbps, kini bisa diunduh dalam waktu kurang dari 20 detik.
Secara teknis, penerapan 10G broadband ini tidak hanya soal kecepatan. Manajemen bandwidth, kemampuan burst, jitter rendah, dan skalabilitas juga jadi kunci. 50G-PON menyediakan alokasi bandwidth yang fleksibel berbasis time division multiplexing (TDM), serta pengaturan QoS (Quality of Service) granular untuk berbagai profil pengguna, dari rumah tangga hingga industri besar.
Keunggulan ini membuat jaringan bukan hanya cocok untuk pasar retail, tapi juga solusi private network dan konektivitas antar data center. Di sisi operator, efisiensi daya dari teknologi pasif tetap dipertahankan karena tidak ada komponen aktif antara OLT (Optical Line Terminal) dan ONT (Optical Network Terminal), yang artinya biaya operasional tetap rendah meskipun throughput meningkat.
Sementara negara lain seperti AS dan Uni Eropa masih dalam fase uji coba atau pengembangan industri untuk 10G, peluncuran di Xiong’an menandai adopsi komersial pertama. Ini menunjukkan kesiapan ekosistem teknologi di China dalam menyediakan infrastruktur digital dengan standar generasi mendatang.
Namun, penerapan teknologi ini masih menghadapi beberapa tantangan. Pertama, kebutuhan akan perangkat terminal yang mendukung 50G-PON masih terbatas dan mahal. Kedua, jaringan core dan metro juga harus ditingkatkan agar tidak menjadi bottleneck. Pengguna akhir tidak akan merasakan manfaat 10G sepenuhnya jika core network masih berbasis 10G atau 40G Ethernet standar.
Ketiga, kesiapan aplikasi juga menjadi faktor penting. Tanpa aplikasi yang mampu memanfaatkan bandwidth besar dan latensi rendah, pengguna mungkin hanya merasakan sedikit perbedaan dibanding layanan gigabit saat ini. Oleh karena itu, pengembangan ekosistem software dan layanan berbasis jaringan berkecepatan tinggi perlu berjalan beriringan.
Dari sisi standar, 50G-PON telah distandarisasi oleh ITU-T dalam seri G.9804, yang mencakup arsitektur fisik, modulasi, kontrol bandwidth, dan interoperabilitas. Hal ini penting untuk memastikan bahwa perangkat dari berbagai vendor dapat berfungsi dengan lancar dalam satu jaringan.
Kesimpulannya, peluncuran jaringan broadband 10G di China bukan hanya pencapaian kecepatan tinggi, tetapi juga bukti kesiapan infrastruktur dan strategi nasional mereka dalam menyongsong kebutuhan digital dekade berikutnya. Dari sisi teknis, 50G-PON membuka banyak potensi untuk transformasi digital lintas sektor, meski implementasinya tetap menuntut kesiapan perangkat, arsitektur jaringan, dan ekosistem aplikasi.